Corak Budaya Jemaat Khusus GPM Hok Im Tong Ambon sesungguhnya berbeda dengan jemaat Jemaat teritorial, karena mereka peranakan dari orang Thionghoa.Terdapat beberapa budaya Thionghoa sampai sekarang masih terpelihara dengan baik.
- HARI RAYA
Adapun corak budaya hari-hari raya yang diberlakukan antara lain :
- Imlek : hari raya Imlek disebut juga Yinli Xinnian, dirayakan oleh orang Thionghoa sebagai hari pengucapan syukur atas berkat dan kelimpahan pada tahun yang lalu dan memohon pertolongan Tuhan pada tahun yang akan datang.
- Ceng Beng : hari ziarah ke makam keluarga yang sudah meninggal, disana orang akan bersyukur ,berdoa dan memperingati jasa mereka yang telah mendahului.
- Pe Cun : hari peringatan cinta tanah air dimana ia lahir, menghormati para pahlawan yang berkorban demi kebenaran, meneladani dan melanjutkan perjuangan dengan semangat yang tinggi.
- Cung Ciu Cie ; dirayakan sebagai harti persaudaraan, memlihara hubungan baik suami istri.
- HARI BAHAGIA
Adapun corak kultural hari-hari bahagia yang dirayakan antara lain:
- Kelahiran : Kelahiran anak tidak dirayakan tetapi diberitahukan kepada orangtua dan keluarga terdekat dengan mengirim kue yang berwarna dengan bentuk tertentu, dengan hantaran tersebut orang yang menerima bisa mengetahui anak yang dilahirkan laki laki atau perempuan. Pada hentaran tersebut tidak lupa disertai dua buah telur rebus yang diberi warna merah, serta sebuah kartu pemberitahuan dengan mencantumkan nama yang diberikan kepada anak yang baru lahir.
- Ulang Tahun : Biasanya yang menjadi fokus dalam budaya adalah Ulang tahun pertama, Ulang tahun ke-15 bagi anak wanita dan ulang tahun 16 bagi anak lelaki. Demikian pula ulang tahun lansia pada usia, 61, 71 dan 81.
- PERNIKAHAN :
Orang Tionghoa yang hendak menikah turut diawasi orang tua dengan memperhatikan suku/sub suku; Agama, Pendidikan, profesi (orang tua dan anak), marga, umur/hari lahir (shio), kesehatan yang dilakukan antara lain melalui tahapan:
- Menyampaikan keinginan kepada orangtua
- Perkenalan kepada orangtua
- Lamaran
- Sangjit ( Sung Li )
- Cio Tau ( Jiao Dao)
- Menjemput mempelai
- Acara Agama
- Pencatatan Pernikahan
- Resepsi Pernikahan
- Kawin Perak,Kawin Emas dan kawin Berlian
- KEDUKAAN
Pada umumnya kedukaan yang dialami berkaitan dengan kesakitan (karena penyakit maupun bencana) dan Kematian, baik yang terjadi kalangan internal maupun eksternal jemaat. Syukur dalam kedukaan setelah anggota keluarga meninggal biasanya dilakukan pada hari ke 40, hari ke 100, ataupun setahun setelah kematian.
- BAHASA
Adapun bahasa yang digunakan oleh anggota jemaat antara lain :
- Bahasa Indonesia ; dalam komunikasi setiap hari umat dan pelayan menggunkan bahasa Indonesia dialek Ambon
- Bahasa hokkian : Mengingat suku Tionghoa terbanyak di Ambon adalah Hokkian maka bahasa Hokkian menjadi alat komunkasi setiap hari dikalangan orang Tionghoa.
- Bahasa Kuantung: untuk sebagian suku Tionghoa yang berasal dari daerah kuantung yang masih dipelihara sampai saat ini.
- Bahasa mandarin ; adalah bahasa Nasional Tiongkok sehingga semua literatur dalam bahasa mandarin, termasuk Alkitab dan buku Nyanyian dalam bahasa mandarin. Bahasa mandarin dikembangkan sebagai bagian dari sarana Ber-PI.
- SENI
Beberapa seni budaya yang dikembangkan antara lain
- Barongsai ( Wu Shi ) ; adalah pertunjukkan seni yang sering dilombakan.Pada acara Imlek dipentaskan sebagai untuk menghibur masyarakat.
- Tari Naga ; sama dengan Barongsai yang sering dipentaskan pada perayaan Imlek
- BUSANA
Secara umum busana yang dipergunakan warga jemaat disesuaikan dengan konteks penggunaannya. Misalnya pada hari perayaan imlek dipergunakan busana khas bercorak Tionghoa (Congsam/Shanghai). Untuk konteks pelayanan sesuaikan dengan standar busana liturgis GPM.