Jemaat Khusus GPM Hok Im Tong Ambon adalah salah satu jemaat yang kedudukannya di pusat kota wilayah administrasi pemerintahan Kota Ambon yang sekaligus merupakan ibu kota provinsi Maluku di Pulau Ambon, ada beberapa anggota rumah tangga jemaat HIT Ambon yang tempat tinggalnya berada di Kabupaten Maluku Tengah. Berdasarkan struktur pelayanan dalam lingkup Gereja Protestan Maluku (GPM) jemaat HIT berada dalam Klasis GPM kota Ambon, dan pusat kegiatan pelayanan beralamat di Jalan Anthony Reebok, Kelurahan Honipopu Kecamatan Sirimau, karena berada di pusat kota provinsi, maka jarak tempuh terjauh jemaat ke pusat kota dan ke pusat Sinode sekitar 15-20 km. Dengan jarak tempuh yang demikian maka moda transportasi yang digunakan adalah kendaraan roda empat dan roda dua tetapi ada juga roda tiga. Kedudukan jemaat HIT Ambon berada di Pulau Ambon. Pulau Ambon tergolong pulau kecil. Secara geografis Pulau Ambon terletak antara 3°29´10” sampai 3°47´6” LS dan 127°54´23” sampai 128°20´49” BT. Berbeda dengan keberadaan jemaat lainnya dalam lingkup Gereja Protestan Maluku (GPM) yang wilayah pelayanannya berada dalam teritorial yang terbatas dalam klasis tertentu, namun Jemat Khusus GPM Hok Im Tong Ambon memiliki wilayah pelayanan yang trans teritorial dimana mencakup seluruh Klasis yang berada di Pulau Ambon dimana Jemaat HIT Ambon sebelah Timur berbatasan dengan Negeri Suli, Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah dan sebelah Barat berbatasan dengan Negeri Hatu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah
Luas wilayah pelayanan ini dikarenakan misi utama pelayanaan Jemaat Khusus GPM Hok Im Tong Ambon meliputi seluruh warga keturunan Tionghoa anggota GPM yang berada di Pulau Ambon.
Untuk menjawab kebutuhan dan efektifitas pelayanan kepada anggota jemaat maka wilayah pelayanan dibagi dalam 6 (enam) Rayon dimana Rayon A berada dalam wilayah kerja Klasis Pulau Ambon Timur dan Klasis Pulau Ambon Utara, Rayon B, C, dan D Berada dalam wilayah pelayanan Klasis Kota Ambon dan Rayon E dan F berada didalam wilayah pelayanan Klasis Pulau Ambon
Berdasarkan jenis tanah yang terdapat di Pulau Ambon umumnya adalah Podsolik, Kambisol, Regosol, Gleisol, dan Litosol. Curah hujan Pulau Ambon 3000 mm/tahun. Iklim yang terdapat di pulau ini adalah iklim tropis dan iklim muzon, karena pulau ini dikelilingi oleh laut yang luas. Sehingga iklim di pulau ini dipengaruhi oleh lautan yang berlangsung seirama dengan iklim musim. Terdapat dua musim di pulau ini, musim barat dan timur. Musim barat berlangsung dari Desember sampai Maret, sedangkan musim timur dari Mei sampai Oktober. Pada bulan April terjadi peralihan dari musim barat ke musim timur dan pada bulan November terjadi peralihan dari musim timur ke musim barat. Rata-rata suhu udara bulanan berkisar antara 23,4°C (Juli dan Agustus) dan 25,5°C (Desember dan Februari). Terdapat sungai Waai Tomu yang bermuara di Pantai Mardika, Waai Sasuu yang masuk ke Batu Gajah dan bermuara di pantai Wai Haong, Air Besar yang bermuara di pantai Batu Merah dan pantai Galala. Juga terdapat Wai Air Keluar.
Semua sungai di Pulau Ambon bersifat dendritik. Waai air keluar merupakan sungai besar yang mengalir ke dalam DAS Batu Gantung yang bermuara di pantai Tanah Lapang Kecil. Air keluar merupakan salah satu sumber utama air bagi masyarakat Kota Ambon. Saat ini debit airnya makin menurun akibat perbukaan lahan untuk perumahan yang tidak terencana dengan baik. Sungai-sungai ini merupakan sungai tadah hujan dimana airnya akan meluap dan sering menimbulkan banjir padan musim hujan. Ketersebaran anggota jemaat dalam wilayah yang begitu luas yang secara Geografis meliputi seluruh Pulau Ambon maka tidak heran apabila pelayanan kepada jemaat tidak dapat terlaksana secara maksimal dan tidak terhindarkan dari kondisi dan bencana yang mengancam anggota jemaat seperti banjir, tanah longsor, dan gempa bumi seperti yng telah di jelaskan di atas.